
Sinergi terwujud : Dinas perikanan, Penyuluh serta Fasilitator berkomitmen dorong Revitalisasi pokdakan yang inklusif
Wajo, 1 September 2025– Dalam upaya mendorong pembangunan perikanan yang berkelanjutan, inklusif, dan ramah lingkungan, sebuah terobosan penting diluncurkan di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan. Bertempat di Kantor dinas perikanan Kabupaten Wajo, Kepala bidang budidaya bersama jajarannya, koordinator penyuluh perikanan, penyuluh lapangan, serta fasilitator proyek pemberdayaan masyarakat menyelenggarakan pertemuan koordinasi strategis guna menyatukan visi dalam revitalisasi kelompok budidaya ikan.
Program revitalisasi ini tidak hanya bertujuan meningkatkan produktivitas budidaya tambak, tetapi juga menempatkan keberlanjutan lingkungan dan pemberdayaan perempuan sebagai poros utama. Pada tahun 2024, fasilitator IISAP telah mendampingi sejumlah kelompok budidaya untuk melakukan budidaya udang dan menerapkan praktik ramah lingkungan. Selain itu, perempuan yang selama ini berperan di belakang layar, mulai didorong untuk menjadi pengurus inti kelompok, bahkan menempati posisi strategis.
Namun, upaya tersebut sempat mengalami hambatan. Meskipun perempuan menunjukkan kompetensi dan konsistensi tinggi, mereka terkendala secara administrasi dan regulasi. Banyak di antara mereka tidak bisa terdaftar resmi sebagai pengurus karena kinerjanya hanya di anggap pelengkap bukan pelaku utamaa, selain itu tidak kebanyak perempuan tidak memiliki dokumen kepemilikan lahan, serta belum tercatat dalam sistem database Dinas Perikanan.
Fasilitator dari beberapa bulan yang lalu telah mengajukan usulan perubahan struktur kelompok, tapi selama beberapa bulan tidak ada respons. Padahal perempuan di sini bukan hanya aktif, tapi juga inovatif dan peduli terhadap kelestarian lingkungan.
Hari ini, setelah pertemuan intensif, Dinas Perikanan Kabupaten Wajo menyatakan komitmen kuat untuk mendukung transformasi ini. Melalui arahan Kabid Budidaya, Panca Batman, S.Pi, pihak dinas sepakat untuk mempermudah prosedur dan berkomitmen bersama sama melakukan revitalisasi pokdakan sesuai tujuan dari IISAP itu sendiri "Berkelanjutan". Hal yang sama juga di katakan oleh penyuluh perikanan yang berada di lokasi program IISAP, karena sudah ada arahan dan penyatuan pandangan, mari berjalan bersama untuk mewujudkan revitalisasi pokdakan yang inklusif.
"Kami menyadari bahwa masa depan perikanan ada di tangan masyarakat, khususnya perempuan yang selama ini menjadi tulang punggung tapi jarang terlihat. Hari ini kita sepakat: tidak ada perikanan berkelanjutan tanpa keadilan gender dan pelestarian lingkungan".
Koordinator Penyuluh Perikanan Kabupaten Wajo, Bakhtiar, S. Pi, juga menyatakan kesiapan jajarannya untuk lebih proaktif dalam mendampingi kelompok, terutama dalam aspek teknis budidaya dan pencatatan administrasi yang inklusif.
Dengan komitmen bersama yang terbangun hari ini, diharapkan dengan adanya program IISAP Kabupaten Wajo menjadi percontohan dalam model revitalisasi kelompok perikanan yang berkelanjutan, partisipatif, dan berkeadilan gender.
Kesimpulannya, komitmen terhadap revitalisasi perikanan berkelanjutan di Kabupaten Wajo bukan sekadar wacana, tetapi aksi nyata yang terus diperjuangkan meski menghadapi rintangan. Hambatan administrasi dan regulasi, walau menguji kesabaran, justru menjadi pelajaran berharga tentang pentingnya sinergi, inovasi, dan ketahanan kolektif. Dengan melibatkan perempuan secara aktif, menjaga kelestarian lingkungan, dan memperkuat jaringan sosial, Kabupaten Wajo sedang menulis kisah baru tentang bagaimana pembangunan lokal bisa menjadi contoh keberlanjutan yang sejati. Dan di balik semua itu, ada satu pesan kuat: bahwa keberlanjutan bukan tujuan akhir, tapi proses yang terus-menerus diperjuangkan bersama.
Penulis :
Vivi Alfahira,
Fasilitator Sosial Kabupaten Wajo.