
Menuju Budidaya Udang Berkelanjutan: Konsultasi Bermakna IISAP di Pasir Sakti Lampung Timur
Pasir Sakti Lampung Timur, 21 Agustus 2025 – Infrastructure Improvement for Shrimp Aquaculture Project (IISAP) menjadi langkah nyata dalam mewujudkan budidaya udang yang modern, produktif, dan ramah lingkungan di Kabupaten Lampung Timur. Proyek ini tidak hanya berfokus pada pembangunan infrastruktur tambak, tetapi juga melibatkan masyarakat secara langsung, memperkuat kapasitas petambak, serta memastikan prinsip kesetaraan gender dan inklusi sosial diterapkan dalam setiap tahapannya.
Pertemuan Konsultasi Bermakna yang digelar di Balai Desa Purworejo mempertemukan pemerintah daerah, petambak, penyuluh, hingga tokoh masyarakat untuk menyatukan komitmen terhadap pelaksanaan IISAP. Dalam forum ini, terungkap bahwa proyek ini menitikberatkan pada empat tujuan utama: perbaikan infrastruktur tambak, peningkatan kualitas produksi, pelestarian lingkungan, serta pemberdayaan masyarakat termasuk perempuan dan kelompok rentan.
Salah satu komponen utama IISAP adalah perbaikan saluran tambak sepanjang 15 kilometer per kabupaten, mencakup saluran primer, sekunder, dan tersier. Normalisasi saluran ini diharapkan mampu memperlancar sirkulasi air, mengurangi risiko pencemaran, serta meningkatkan produktivitas budidaya. Proses pengerjaannya akan dilakukan secara bertahap dan melibatkan masyarakat setempat sebagai tenaga kerja padat karya sehingga manfaat ekonominya juga dapat dirasakan langsung oleh warga.
Selain perbaikan saluran, IISAP memberikan dukungan sesuai kebutuhan jenis tambak. Tambak tradisional mendapat bantuan pompa air, benur berkualitas, dan pakan, serta pendampingan dari fasilitator. Tambak tradisional plus memperoleh tambahan fasilitas seperti kincir air, tandon, dan instalasi pengolahan air limbah (IPAL). Sementara itu, tambak klaster semi-intensif seluas 5 hektar akan dilengkapi kolam budidaya, tandon, IPAL, gudang pakan, listrik, jalan produksi, hingga fasilitas pendukung lainnya yang lebih modern.
Agar perubahan ini berkelanjutan, IISAP juga menyiapkan program pelatihan untuk petambak. Materi pelatihan mencakup cara budidaya udang yang baik (CBIB), manajemen panen dan pasca panen, pembenihan skala rumah tangga, penguatan kelembagaan petambak, pelestarian lingkungan, hingga keterlibatan gender dan inklusi sosial (GEDSI).
Isu lingkungan menjadi perhatian penting dalam proyek ini. Teknologi IPAL berbasis metode fisik, biologi, dan kimia akan diterapkan untuk mengolah limbah tambak sebelum dilepaskan ke lingkungan. Ekosistem mangrove dan habitat pesisir juga akan dilindungi agar tidak terdampak negatif oleh aktivitas budidaya.
Tak kalah penting, IISAP mendorong keterlibatan perempuan dan kelompok rentan dalam pengelolaan tambak. Targetnya, minimal 20% perempuan berperan dalam kepengurusan kelompok petambak (Pokdakan) maupun tenaga kerja proyek. Pendekatan GEDSI ini diyakini akan meningkatkan produktivitas, memperluas akses pasar, menciptakan inovasi, sekaligus memenuhi standar pembangunan inklusif yang diatur dalam berbagai kebijakan nasional dan internasional.
Untuk memastikan transparansi, IISAP menyediakan mekanisme pengaduan melalui formulir, WhatsApp, telepon, email, hingga eskalasi ke Asian Development Bank (ADB) jika penyelesaian di tingkat lokal tidak memadai. Proses ini memastikan bahwa aspirasi masyarakat didengar dan ditindaklanjuti dengan cepat.
Meski membawa banyak manfaat seperti sirkulasi air yang lebih baik, saluran tambak yang tertata, dan akses jalan yang membaik, proyek ini juga dihadapkan pada tantangan seperti risiko kerusakan tanggul dan gangguan sementara pasokan air selama proses konstruksi. Namun, dengan koordinasi yang baik dan dukungan semua pihak, tantangan ini diharapkan dapat diatasi tanpa mengurangi manfaat jangka panjangnya.
Di akhir pertemuan, seluruh peserta sepakat mendukung penuh pelaksanaan IISAP. Komitmen bersama ini menjadi landasan kuat untuk mewujudkan budidaya udang yang produktif, berkelanjutan, ramah lingkungan, dan inklusif di Kabupaten Lampung Timur.