Peluang Budidaya Udang di Jembrana Berbasis Eco-Friendly

BUDIDAYA UDANG VANNAME

Perjalanan Udang vanname di Indonesia sudah memasuki tahun ke 23 dengan jalan yang tentu tidak mulus. Para pembudidaya sudah merasakan naik turunnya kondisi budidaya dengan spesies dari amerika ini. Udang vaname berkontribusi sebanyak 40% dari total ekspor perikanan Indonesia,. Nilai ekspor udang vanname sendiri sebanyak USD 3,28 miliar pada Agustus 2020  ( shrimpinsight,2025). Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menetapkan target untuk meningkatkan produksi udang nasional hingga 250% pada tahun 2024, hal ini sama dengan tambahan produksi sebesar 578 ribu ton. Strategi yang diterapkan mencakup pengembangan kawasan tambak udang berkelanjutan yang terintegrasi dan ramah lingkungan.(rahmalia, 2025) Pada tahun awal tahun 2025 ini, ekspor udang Indonesia terus menunjukkan pertumbuhan baik. Selama Januari dan Februari 2025, volume ekspor mencapai 36.082 ton, meningkat 19% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini didorong oleh peningkatan ekspor udang vaname mentah sebesar 23%, serta produk olahan seperti udang matang dan udang berbumbu ( shrimpinsight,2025). Walaupun Indonesia terkena dampak perang dagang amerika, dengan kenaikan tarif ekspors sebanyak 32%. Indonesia tetap yakin dengan membuka peluang ekspor ke pasar alternatif. Negara-negara seperti China, Australia, dan Korea Selatan menjadi target pasar potensial dengan peluang ekspor mencapai USD 800 juta atau sekitar 121 ribu ton udang beku.

JEMBRANA, BALI, INDONESIA

Dalam perekonomian lokal di provinsi bali, Budidaya udang secara tradisional di jembrana memiliki peran penting dalam mensuplai udang di pasar lokal. Harga udang vaname di pasar kedonganan Jimbaran, bali sangatbervariasi tergantung ukuran dan kualitas. Udang vanname dipasar dijual antara Rp 85.000 hingga Rp 120.000 per kilogram. Permintaan tetap tinggi sepanjang tahun, baik pada musim hujan maupun kemarau. Hal ini dikarenakan adanya kebutuhan dari hotel dan resto yang selalu membutuhkan udang fresh untuk sajian turis yang ada di bali.  Hal ini menjadi peluang besar bagi petambak udang tradisional yang ada di kabupaten Jembrana, Bali.

 
Peta Sebaran kelompok tambak udang jembrana.

 

Namun pada Balipost (2017) menyatakan bahwa hanya kurang lebih 30%  dari total lahan tambak udang seluas 1.128 hektar yang saat ini dioperasikan. Kelompok pembudidaya udang vanname di jembrana mengalami berbagai masalah dalam melakukan budidaya udang di Kawasan jembrana. Kendala yang paling banyak dihadapi adalah permodalan. Modal mereka habis dikarenakan budidaya udang yang mereka andalkan seringkali gagal di belakangan tahun ini. Memburuknya saluran dan kualitas air budidaya udangnya menjadi penyebab kegagalan petambak udang dijembrana. Hal ini dibuktikan dengan semakin dangkalnya saluran air tambak, dan banyaknya penyakit yang membuat udang panen dini.

PROFIL PETAMBAK UDANG JEMBRANA

Kolam budidaya di kelompok jembrana rata-rata tradisional dengan dasar kolam adalah tanah, beberapa ada yang sudah menggunakan terpal pada pematangnya. Kontruksi dari out let dan in let ada yang menjadi satu dan terpisah.  Pengetahuan manajemen budidaya udang meliputi berbagai aspek teknis lapang, seperti pemilihan benur, persiapan lahan, persiapan air, pemberian pakan dan pencatatan data pada kelompok jembrana masih sangat kurang. hanya kurang dari 25% orang dari kelompok yang memiliki pengetahuan manajemen  budidaya yang baik. Sebagian lainya berbudidaya hanya sebagai sampingan pekerjaan disela-sela kesibukan sebagai buruh.

 
Salah Satu kolam milik anggota kelompok.

Fasilitas budidaya udang meliputi kincir dan pompa sumber energinya dibagi menjadi 2 yaitu disel dan listrik. Penggunaan fasilitas budidaya yang masih menggunakan disel sangat boros, namun faktanya tidak semua lokasi budidaya sudah tersaluri listrik.. selain itu faktor sumber air laut, Udang vanname membutuhkan air laut yang berkadar garam tinggi untuk asupan mineral selama dia tumbuh . Pada Hatchery, benur udang vanname di pelihara menggunakan air laut. Oleh karena itu para pembudidaya udang harus menggunakan air laut sebagai modal awal budidaya udang vanname. Salinitas pada air luat diperairan Jembrana berkiras 30-34 ppt ( Sundra & Wiryanto, 2016) , hal ini dipengaruhi pada intensitas curah hujan daerah tersebut. Kelompok budidaya udang jembrana sangat bergantung pada pasang air laut untuk melakukan pengisian air kolam. Sebagian kelompok sudah menggunakan sumur bor dengan salinitas payau untuk mencukupi kebutuhan air selama proses budidaya. Para kelompok pembudidaya sangat bergantung pada pasang air laut. Pada peristiwa pasang air laut di kecamatan Negara dan Jembrana, saluran primer, sekunder dan tersier yang berjarak hingga sejauh 4 km dari Pantai pengambengan akan ikut meluap akibat dampak pasang air laut. Namun hal ini hanya terjadi terjadi ketika pasang di bulan purnama atau bulan gelap dengan waktu 5 hari saja.

TREN BUDIDAYA MASA DEPAN

Budidaya di masa depan mengedepankan prinsip eco-friendly dan efisiensi. Di harapkan ketersediaan lahan tambak udang dan kelompok budidaya udang di jembrana, dapat meningkatkan peningkatan ekonomi lokal maupun nasional. Jembrana memiliki potensi dengan melakukan budidaya yang secara tradisional yang ramah lingkungan. Adanya kelompok memperkuat Langkah ini agar bergerak secara serentak dan Bersama. Oleh karena itu diperlukan pembenahan saluran dan pendampingan dari pemerintah untuk mewujudkan peluang besar ini. Mengingat masalah utama budidaya udang dijembrana adalah sumber air yang semakin menurun dari segi kualitas maupun kuantitas.

IISAP dari KKP

IISAP dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) merupakan Indonesia’s Implementation of the Sustainable Aquaculture Partnership. Sebuah Langkah cerdik dari pemerintah Indonesia melalui KKP untuk mengembangakan budidaya perikanan yang berkelanjutan. Fokus dari progam ini adalah petambak udang di beberapa daerah potensial Indonesia. Salah satunya adalah kabupaten jembrana yang memiliki hamparan Kawasan tambak tradisional. IISAP berupaya untuk peningkatan  level budidaya yang berbasis berkelanjutan. Oleh karena itu kedepan IISAP akan memberikan dukungan pembenahan saluran dan dukungan pembiayaan bahan baku memulai budidaya. Kedepan diharapkan petambak udang menjadi mandiri setelah usainya progam pemberdayaan ini.

 

Balipost 10 April (2017). Potensi Tambak Udang Jembrana Baru tergarap 30%. https://www.balipost.com/news/2017/04/10/4909/Potensi-Tambak-Udang-diJembrana...html.    

Sundra, I Ketut & Wiryatnom J.2016. Kualitas Perairan Pantai di Kabupaten Jembrana yang di Manfaatkan Sebagai Pariwisata. Penelitian Hibah Progam Studi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Udayana.

 

Rahmalia, Nadia.2025. 5 Komoditas Ekspor Unggulan Indonesia di Tahun 2025, Peluang Bisnis!. Paper/SMB/blog.com

Shirmpinsight.com.2025.Indonesian Shrimp Exports in the First Two Months of 2025 Grew 19% YoY

 

Lampiran File:
Indra aritkel budidaya Udang Vanname.pdf