Revitalisasi Saluran Tambak: Harapan Baru bagi Petambak di Desa Bandar Negeri

Desa Bandar Negeri, Kecamatan Labuhan Maringgai, merupakan kawasan pesisir yang memiliki potensi besar di sektor perikanan budidaya. Dengan luas tambak mencapai 467 hektar, wilayah ini menjadi tumpuan hidup ratusan petambak lokal. Tambak terbagi atas 407 hektar tambak tradisional dan 60 hektar tambak tradisional-plus yang mulai mengadopsi teknologi sederhana. Namun, potensi besar ini dibayangi oleh satu persoalan klasik: saluran air yang rusak dan dangkal akibat sedimentasi. Tanpa sistem pengairan yang baik, kegiatan budidaya menjadi tidak optimal, bahkan berisiko gagal panen.

Panjang Saluran Tambak

Berdasarkan hasil survei tim fasilitator Program IISAP (Infrastructure Improvement for Shrimp Aquaculture Project), tercatat jaringan saluran tambak di Desa Bandar Negeri terdiri dari:

 Saluran Primer : 7.639 meter

 Saluran Sekunder : 25.551 meter

 Saluran Tersier : 6.579 meter

Seluruh saluran ini mengairi area tambak yang membentang luas di desa

Masalah Serius: Pendangkalan dan Sumbatan

Pendangkalan saluran terjadi karena endapan lumpur dan sisa bahan organik dari budidaya yang menumpuk selama bertahun-tahun. Hal ini diperparah oleh material pasir yang terbawa gelombang laut dan menyumbat saluran di bagian hilir, membuat air tidak dapat mengalir ke laut atau sebaliknya, tidak bisa masuk saat dibutuhkan. Fungsi saluran primer sebagai jalur utama kini sangat terbatas. Sementara saluran sekunder, yang seharusnya mendistribusikan air ke saluran tersier, juga mengalami kerusakan serupa.

Kritisnya Saluran Tersier

Saluran tersier adalah saluran terakhir yang langsung masuk ke area budidaya tambak. Saluran ini sangat penting karena menjadi jalur utama masuknya air untuk kolam. Sayangnya, banyak petambak yang berada jauh dari saluran utama, mengalami kekurangan pasokan air— terutama saat musim kemarau.

Solusi: Revitalisasi dan Pembangunan Pemecah Ombak

Melihat kondisi tersebut, masyarakat sangat berharap pada program IISAP untuk segera melakukan:

 Pengerukan dan normalisasi saluran primer, sekunder, dan tersier

 Pembangunan pemecah ombak di muara saluran utama, untuk mencegah pasir masuk ke aliran saluran

Dengan sistem saluran yang lebih baik, ketersediaan air dapat dijamin sepanjang tahun, sehingga mendukung produksi budidaya yang berkelanjutan dan meningkatkan kesejahteraan petambak lokal.

Penutup

Revitalisasi jaringan saluran tambak bukan hanya tentang infrastruktur, tapi juga tentang masa depan ekonomi masyarakat pesisir. Jika saluran diperbaiki dan aliran air kembali lancar, maka produksi udang dan ikan akan meningkat dan harapan petambak untuk hidup lebih sejahtera bukan lagi sekadar mimpi.

 

Lampiran File:
Artikel Fas-Lab Maringgai_Revitalisasi saluran (1).pdf