
Kuat Di Tengah Batas (Kisah Seorang Difabel Dalam Budidaya Udang Vaname)
Kisah Seorang Difabel Dalam Budidaya Udang Vaname
Andi Karya Kwasse, seorang difabel yang menjalankan budidaya udang selama ±20 tahun. Sebelum menekuni budidaya udang vaname, dulunya beliau adalah seorang nelayan kemudian mengalami peristiwa kecelakaan yang mengakibatkan tangannya menjadi tidak berfungsi dengan baik. Dari kejadian itu beliau beralih profesi menjadi pembudidaya udang vaname untuk menyambung hidup. Saat ini beliau menjabat sebagai ketua Kelompok Budidaya Ikan Mappideceng di Desa Panaikan, Kecamatan Sinjai Timur, Kabupaten Sinjai. Dengan pengalaman yang dimiliki, beliau telah menghadapi berbagai tantangan, termasuk panen yang melimpah hingga gagal panen, namun beliau tetap menjalankan budidaya udang dengan tidak pernah menyerah dan menjadikan pengalaman sebagai guru besarnya.
Pada tahun 2000-an merupakan awal beliau melakukan budidaya udang vaname dengan sistem tradisional. Seiring berjalannya waktu, beliau mengadopsi inovasi teknologi budidaya dari teknisi pendamping suatu perusahaan. Walaupun hasil produksi meningkat tetapi biaya produksi relatif besar dikarenakan biaya yang dikeluarkan untuk membeli pakan sangat besar hal ini disebabkan oleh kurangnya pengetahuan terkait menejemen pakan yang baik. Dari saat itulah beliau terus-menerus belajar dan menekuni budidaya udang vaname sampai saat ini. Produksi udang vaname yang dihasilkan oleh beliau sebanyak ±500 kg per siklus dengan total luas lahan budidaya 0,3 ha. Dari hasil menekuni profesi selaku pembudidaya udang vaname beliau dapat menafkahi keluarga dan menyekolahkan anak-anaknyanya.
Ditengah keterbatasan fisik dan modal yang dimiliki selaku pembudidaya udang vaname beliau tidak pernah menyerah sekalipun petambak-petambak lain disekitarnya banyak yang menyerah melakukan budidaya udang vaname dan beralih profesi dikarenakan modal budidaya yang dibutuhkan cukup tinggi. Semangat beliau menekuni profesi ini menjadi perhatian kami dari tim fasilitator Kabupaten Sinjai untuk bisa membantu baik dari segi teknis maupun dari pengetahuan yang kami miliki. Melalui program IISAP ini.
Bapak Andi Karya Kwasse berharap produksi udang dapat meningkat dengan bantuan tenaga pendamping lapangan serta meminimalisir kesalahan-kesalahan dimasa lalu dan membangkitkan kembali semangat petambak untuk melakukan budidaya udang melalui transfer pengetahuan dan pengalaman dengan cara melakukan pelatihan atau sosialisasi terkait budidaya udang vaname.