
Listrik: Dari Kebutuhan Primer hingga Harapan Masa Depan bagi Petambak Mabbiring
Pernahkah Anda membayangkan hidup di era modern tanpa merasakan terang cahaya lampu, kesegaran bahan makanan dalam lemari pendingin, atau bahkan sekadar menonton acara favorit di televisi? Bagi sebagian besar masyarakat, listrik adalah kebutuhan primer yang sering kali dianggap remeh keberadaannya, padahal tanpanya, kehidupan sehari-hari akan sangat terganggu. Energi listrik telah menjadi kebutuhan mutlak, layaknya seseorang yang tak bisa hidup tanpa pasangannya, karena setiap aspek kehidupan modern sangat bergantung padanya.
Namun, kebutuhan mutlak ini ironisnya masih menjadi barang langka bagi sebagian masyarakat, termasuk para pahlawan pangan negara: petambak tradisional yang tinggal di dalam kawasan tambak. Bagi mereka, listrik bukan hanya untuk menunjang kehidupan sehari-hari, tetapi juga krusial untuk mendukung kegiatan budidaya.
Penguatan Kolaborasi untuk Akses Listrik di Kawasan Tambak Desa Mabbiring
Para petambak di Desa Mabbiring, Kecamatan Sibulue, Kabupaten Bone, telah sejak lama menyuarakan kebutuhan akan akses listrik melalui pengajuan permohonan bantuan instalasi jaringan listrik. Namun, hingga beberapa waktu lalu, upaya tersebut belum membuahkan hasil yang konkret. Berdasarkan keterangan dari para petambak dan pihak PLN, permohonan yang diajukan sebelumnya dinilai kurang berdampak karena hanya diinisiasi oleh satu hingga dua orang petambak secara individual, tanpa dukungan kolektif dari komunitas petambak secara menyeluruh.
Keterbatasan akses terhadap energi listrik ini tidak hanya memengaruhi aspek kehidupan sehari-hari masyarakat, tetapi juga secara langsung membatasi optimalisasi praktik budidaya udang, seperti penggunaan teknologi pendukung berupa kincir air dan blower yang sangat diperlukan dalam pengelolaan kualitas air dan peningkatan produktivitas tambak.
Sebagai respons terhadap kondisi tersebut, fasilitator Program Infrastructure Improvement for Shrimp Aquaculture Project (IISAP) mengambil langkah proaktif dengan membangun sinergi bersama penyuluh perikanan serta komunitas petambak Desa Mabbiring. Kolaborasi ini menghasilkan satu suara dalam bentuk pengajuan permohonan resmi kepada pihak PLN untuk pembangunan jaringan listrik di kawasan tambak. Selain itu, karena trase atau jalur pemasangan tiang listrik direncanakan melintasi lahan milik PT Perkebunan Nusantara XIV (PTPN XIV), maka diajukan pula permohonan izin penggunaan lahan kepada pihak perusahaan tersebut.
Permohonan ini mendapat tanggapan yang positif dari manajemen PLN, yang menyambut baik inisiatif tersebut dengan syarat adanya komitmen dari para petambak untuk segera melakukan pemasangan meteran listrik secara mandiri setelah jaringan tersedia. Hal ini menunjukkan adanya harapan dan semangat bersama dalam mewujudkan akses listrik yang merata dan mendukung pengembangan sektor perikanan budidaya di wilayah tersebut.
Inisiatif ini mencerminkan model kolaborasi lintas sektor antara masyarakat dan pemerintah dalam rangka mendorong pembangunan infrastruktur dasar yang berkelanjutan. Harapannya, tersedianya jaringan listrik di kawasan tambak akan membuka peluang lebih besar dalam penerapan teknologi budidaya yang efisien serta meningkatkan kesejahteraan para petambak secara berkelanjutan.
Listrik: Simbol Harapan Baru
Saat ini, proyek pemasangan instalasi listrik di kawasan tambak Desa Mabbiring sedang dalam tahap pengerjaan. Kehadiran listrik ini bukan hanya akan menunjang kehidupan sehari-hari para petambak, tetapi juga menjadi simbol harapan baru untuk masa depan yang lebih baik. Dengan akses listrik, penggunaan teknologi budidaya dapat diterapkan secara optimal, sehingga diharapkan produksi dan produktivitas budidaya petambak akan meningkat secara signifikan. Ini adalah langkah besar menuju peningkatan kesejahteraan dan kemandirian ekonomi bagi para petambak di Desa Mabbiring.
Tim Fasilitator IISAP Bone